Oleh: P. Adriyanto
*”Saudara-saudara yang terkasih,marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah dan setiap orang yang mengasihi lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah sebab Allah adalah kasih.”*
*1Yohanes 4: 7~8*
Banyak orang yang menyangka bahwa perbuatan baik dengan beribadah kepada Tuhan di gereja sudah cukup membuktikan bahwa kita adalah anak-anak Allah. Tuhan menghendaki perbuatan yang nyata dari kita untuk mengasihi sesama. *”Kristus telah menyerahkan hidup-Nya untuk kita. Kitapun wajib menyerahkan hidup kita untuk saudara-saudara kita.”*
*1 Yohanes 3: 16*
Dalam bentuk apakah kita menyerahkan hidup kita untuk saudara-saudara kita? Tidak ada jalan lain di mana kita harus hidup saling mengasihi.
Ada baiknya kita memyiapkan suatu
*scorecard* di mana kita mencatat segala kebaikan/ kasih kita dan keburukan/ perlakuan kita yang jauh dari kasih terhadap keluarga kita termasuk asisten rumah tangga dan sopir kita. Dalam bersosialisasi dengan para tetangga apakah kita juga berlaku baik kepada mereka? Dalam pekerjaan, bagaimana kita memperlakukan para anak buah, kolega dan boss kita? Sering orang karena jabatannya berlaku congkak dan memperlakukan anak buah dengan semena- mena. Ada boss yang setiap hari selalu marah untuk meningkatkan wibawanya. Ingatlah *toxic leader* yang pernah saya singgung. Perlakuan negatif terhadap orang lain, juga membawa konsekuensi kesehatan terhadap kesehatan orang lain dan diri sendiri.
Apabila berhadapan dengan hukum, orang-orang ini selalu melarikan diri, jadi DPO. Mereka lebih takut kepada yang berwajib daripada Tuhan dan dengan sampai hati mengorbankan anak buahnya yang sering dimaki-maki.
Ada lagi (biasanya para ibu) yang selalu membicarakan keburukan-keburukan orang-orang lain di sekitarnya.
Contoh-contoh di atas adalah kenyataan tidak adanya/ minimnya kasih dalam kehidupan sehari-hari.
Cinta kasih terhadap sesama adalah cintan kasih illahi yang tidak pernah mementingkan diri sendiri sendiri yakni *apa yang kita peroleh, tapi apa yang dapat kita berikan.*
Bila kita membiarkan manusia lahiriah kita dan jalan pikiran kita menguasai diri kita, maka cinta kasih kita akan terbelenggu. Marilah kita membebaskan cinta kasih Allah yang ada di dalam diri kita menjadi perbuatan nyata.
Tuhan berfirman:
*”Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi’*
*Yakobus 13:35*
Amin.