Oleh: Pdt.Lundu H.M.Simanjuntak
(Habakuk 3:14-19)
Nas kita hari Minggu ini adalah termasuk bagian terakhir dan juga bagian penutup dari berbagai pergumulan iman yang dialami Habakuk terhadap Allah. Habakuk mengalami pergumulan besar karena situasi bangsa Israel pada saat itu benar-benar pada klimaks melakukan kejahatan.
Untuk lebih memahami dan lebih fokus pada topik kita maka kita harus memahami latar belakang pergumulan iman Habakuk. Jika kita lihat pasal 1 kita bisa menemukan latar belakang kehidupan Habakuk, bahwa Nabi ini hidup didalam masa yang sangat menyedihkan, yaitu didalam situasi dan kondisi nasional yang mengalami penurunan didalam segala sesuatunya.
Karena bangsa Israel sedang melakukan perbuatan dosa yang sangat menyakiti hati Allah. Habakuk sangat pahamlah, mengenai Firman Allah khususnya Perjanjian Lama bahwa jikalau umat Allah melakukan hukumnya maka Allah akan memberkati namun jikalau melakukan kejahatan dengan menyakiti hatinya maka cepat atau lambat Allah akan menghancurkan.
Saat raja Yosia memimpin Israel, suasana nampak indah karena Yosia yang sangat saleh melakukan mereformasi kehidupan agama Israel dari penyembahan baal dan diberkati Allah. Namun sukacita itu tidak berlangsung seterusnya karena Allah marah atas ulah raja Yoahas yang meneruskan kepemimpinan Yoas.
Yoahas terkenal dengan kejahatannya hingga membuat bangsa Israel mengalami keterpurukan. Habakuk semakin merasakan penderitaan karena lewat nubuat Allah memberitakan bahwa bangsa Israel akan hancur (bnd. Hab.1:13). Tak lama sejak raja Yosia meninggal maka bangsa Israel mengalami penghukuman dari Allah dan dibuang ke Babel.
Di saat Habakuk berdoa kepada Allah dan memohon ampun atas kejahatan bangsa Israel, eh yang terjadi malah kehancuran bangsa Israel. Itu sama seperti relawan yang ingin menolong korban penumpang pesawat Lion Air yang jatuh di laut Karawang, justru malah tewas karena kehabisan oksigen saat menyelam.
Sungguh betapa sulitnya penderitaan dan beban iman Habakuk, bangsanya, negaranya yang sangat Ia cintai dan mungkin juga keluarganya bahkan dirinya sendiri akan ditawan atau mati di pembuangan di Babel. Dalam situasi seperti itu Habakuk tidak menyerah, tidak putus asa, justru berusaha untuk mencari jalan keluar supaya keluar dari penderitaan itu.
Puncak pergumulan iman Habakuk ternyata berhenti pada sikapnya yang tidak lagi menyalahkan Allah. Melawan Allah jelas membuat Habakuk tetap mengalami kesulitan dan penderitaan yang tak kunjung berhenti.
Akhirnya pada pasal 3 Habakuk lebih memilih untuk memuji Allah ketimbang terus menerus menyalahkan Allah. Habakuk memohon pengampunan kasih dari Allah dan terus berdoa untuk bangsanya hingga akhirnya doa Habakuk merasakan suka cita.
Kita bisa melihat bagaimana Habakuk kemudian menyerahkan iman sepenuhnya kepada Allah serta bersyukur dan memuji Allah katanya: Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, namun aku akan bersorak-sorak dalam Tuhan.Allah Tuhanku itu kekuatanku, ia membuat kakiku seperti kaki rusa, ia membiarkan aku berjejak dibukit-bukitku (17-19).
Sukacita itu akhirnya bisa didapat walau sedang berada dalam penderitaan. Bagaimana itu bisa terjadi? Karena Habakuk yakin ia pasti akan dapat mengakhiri penderitaannya.
Disaat ia sedang menderita, justru ia memiliki harapan besar akan mendapatkan kasih dan pertolongan dari Allah. Nah penggarapannya itu yang membuat ia merasakan suka cita walau sedang masih berada pada posisi menderita.
Bagaimana dengan kita? Seharusnya peristiwa Habakuk membuat kita terpacu untuk tidak gampang menyerah apalagi sampai putus asa. Bukankah Yesus adalah sumber pengharapan dan keselamatan kita?
Dan keselamatan tidak ada didalam siapapun juga selain didalam Dia, sebab dibawah kolongb langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kis 4:12). Mari saudaraku kita buat dalam hidup ini bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan, sumber pengharapan dalam setiap pergumulan kita, Amen.
Doa:
Ya Allah, kuatkanlah aku untuk selalu mengandalkanMu, karena aku tahu Engkaulah kekuatanku di dalam pergumulanku, Amen.
SELAMAT HARI MINGGU
DAN
SELAMAT BERIBADAH)?
(Pdt.Lundu H.M.Simanjuntak-Pdt HKBP Ressort Cipayung Cilangkap-Jaktim).