Kekisruhan Video Viral UAS dan Rasis di tanah Papua, Budaya Memaafkan Sebagai Epicentrum Kekuatan Bangsa Indonesia.*

0
500

 

Jakarta, Protestantpost.com

 

Berita tentang video yang beredar di dunia Maya terkait pernyataan UAS, menjadi kekawatiran bersamaan. Saat ini negara dan masyarakat Indonesia sedang diuji di saat semaraknya ulang tahun Republik Indonesia ke 74.

Forum Tao Toba Nauli mengatakan bahwa tugas kita saat ini merawat dan menjaga nilai nilai kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia bahwa kami mendukung statement para Tokoh Gereja PGI, KWI dan para pendeta, sesungguhnya terkait opini UAS tentang salib Kristus, umat Kristen wajib memafkan, karena penghakiman adalah wewenang dari Tuhan. Dengan memaafkan kita telah memuliakan Tuhan dan sebagaimana ajaran kasih Tuhan Yesus Kristus kepada umatNya. Negri ini perlu ketenangan untuk membangun bangsa. Orang Batak itu berbagai macam agama dan akan tetap bersaudara, yang diikat sistim kekerabatan yang kuat.

Yudhi Simorangkir sekjen Pengurus Persekutuan Naposo Bulung Pusat HKBP mengatakan keberagaman suku merupakan media pemersatu bangsa Indonesia. “Jika kita cinta perdamaian dan keutuhan bangsa, Mari kita ikuti dan dukung pernyataan resmi oleh PGI selaku wadah organisasi gereja-gereja Protestan di Indonesia yang tidak setuju adanya pasal penodaan agama seperti kasus Ahok dan Meliana yang dimana pasal itu tidak relevan dengan negara kesatuan Republik Indonesia”. Karena pasal itu dapat merugikan keharmonisan kerukunan umat beragama.

“Kita jangan cepat terprovokasi ujaran kebencian. Jika kasus UAS dipolitisir oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, negara yang kita cintai ini akan mengalami disintegrasi bangsa, yang dapat merugikan kita semuanya”.

Senada dengan itu Jonny Pangaribuan pemerhati Tanah Papua menyatakan tugas kita bersama menggalang kembali rasa kemanusiaan atau sifat humanis sebagai kekuatan bangsa Indonesia yang sudah ditanamkan oleh founding fathers bangsa Indonesia dan menurut keyakinan Iman dan Kasih, Keberagaman suku bangsa Indonesia sebagai kekuatan yang tidak boleh dipecah belah.

Terkait peristiwa UAS dan terkhusus di Papua, harapan kita supaya dapat aman kembali. Indonesia memiliki nilai nilai budaya yang sangat tinggi misalnya, saling memaafkan sebagai identitas bangsa Indonesia. Kita jaga dan rawat kebhinekaan sebagai simbol persatuan Indonesia dan Pancasila, sebagai pandangan hidup bangsa. Khususnya: saling hormat menghormati dan menghargai sesama Keyakinan dan Suku karena kita negara berlandaskan Pancasila. Dan jangan sampai terpecah belah. Mari bersama menjaga apa yg di harapkan the founding fathers.

Tengku Pardede ( fungsionaris Horas Halak Hita) mendorong lembaga keagamaan memberikan pesan pesan moral yang damai dan sejuk supaya dapat meminimalisir konflik yang nantinya terjadi.

“Tidak lupa juga kita berikan kepercayaan kepada pemerintah supaya melakukan tindakan preventif dan meningkatkan kewaspadaan dini yang dapat berperan mendeteksi berbagai potensi ancaman keutuhan bangsa, sehingga negara kita ini aman dan tenteram,” ungkapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here