Tuhanlah Penolong Kita di Tahun Baru ini!

0
683

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

Mazmur 30:1-11

(1) Mazmur. Nyanyian untuk pentahbisan Bait Suci. Dari Daud. (2) Aku akan memuji Engkau, ya TUHAN, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. (3) TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku. (4) TUHAN, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur. (5) Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! (6) Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai. (7) Dalam kesenanganku aku berkata: “Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!” (8) TUHAN, oleh karena Engkau berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang kokoh; ketika Engkau menyembunyikan wajah-Mu, aku terkejut. (9) Kepada-Mu, ya TUHAN, aku berseru, dan kepada Tuhanku aku memohon: (10) “Apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke dalam lobang kubur? Dapatkah debu bersyukur kepada-Mu dan memberitakan kesetiaan-Mu? (11) Dengarlah, TUHAN, dan kasihanilah aku, TUHAN, jadilah penolongku!”

 

SEALAMAT TAHUN BARU, 1 JANUARI 2018!

BETAPA AGUNG DAN TINGGINYA TUHAN ITU!

DIA TELAH MEMIMPIN DAN MENYELAMATKAN KITA!

 

Mazmur ini dimulai dengan pernyataan Daud untuk meninggikan nama Tuhan (ay. 2-4). Alasannya, karena dia telah merasakan bahwa Tuhan selalu mendengarkan permohonannya. Tuhan menolongnya di tengah-tengah kesulitan, menyembuhkannya dari penyakit, dan menyelamatkannya dari bahaya maut. Hal-hal ini membuat hatinya kagum dan meninggikan Tuhan. Hal-hal itu tidak mungkin dirasakannya bila mengikuti allah lain, hanya Tuhan yang sanggup melakukannya. Betapa agung dan tingginya Tuhan itu!

Perbuatan Tuhan itu mengharubirukan perasaan Daud, sehingga ia bersyukur kepada-Nya. Itulah kesaksiannya di hadapan orang lain, bahkan ia mengajak orang-orang di sekitarnya, khususnya umat Tuhan, untuk menyatakan rasa syukur dan meninggikan nama Tuhan yang kudus itu. Pemberian syukur adalah bukti kasih kita kepada Tuhan, sekaligus sebagai wujud ketetapan hati untuk mengasihi Tuhan. Semua ini kita lakukan bukan karena kita yang mau lebih dulu mengasihi Dia, melainkan karena Dia telah lebih dulu mengasihi kita. Kasih-Nya tetap dan tak berubah. Mungkin Ia murka karena pelanggaran-pelanggaran kita, tapi kasih-Nya tetap untuk selamanya. Kasih-Nya selalu menjadi ending yang membahagiakan dalam sejarah anak-anak Tuhan.

Menarik, bahwa dalam syukurnya, Daud mengakui dosa-dosanya. Ia mengakui akan kesombongannya di saat merasa kuat (ay. 7) dan jujur terhadap sikapnya yang selalu kurang bahkan tidak responsif terhadap kepedulian Tuhan (ay. 8). Ketika Tuhan berpaling dari dirinya, ia kalang kabut, ia sadar bahwa sungguh berbahaya jika Tuhan menjauhinya. Itulah sebabnya ia, dengan rendah hati, mengakui ketidakberdayaannya dan kembali memohon pertolongan Tuhan (ay. 9-11). Betapa tulus dan dalamnya perasaan Daud dalam pengakuannya ini. Betapa jujur dan terbukanya ia dalam menyadari pertolongan Tuhan di tengah kelemahannya. Ia sungguh tahu bahwa Tuhanlah sumber pertolongannya selama ini.

Di balik pengakuannya itu Daud bertekad untuk tidak lagi alpa dalam mengingat perbuatan Tuhan dalam hidup selanjutnya. Baginya, Tuhan sajalah yang dapat menolongnya di dalam segala situasi. Dan ini telah terbukti dalam hidupnya. Dia mau lagi hidup sebagai anak Tuhan yang selalu memuliakan nama-Nya dan memberitakan perbuatan-perbuatan-Nya bagi saudara-saudaranya seiman.

Pertanyaan bagi kita adalah: siapakah yang telah menolong kita dalam mengarungi tahun 2017 yang telah kita lewati? Tuhan bukan? Atau ada yang memberi jawaban yang lain? O sungguh menyedihkan jika ada jawaban yang lain. Menyedihkan, karena jawaban lain itu hanya akan menambah beban dalam hidup kita. Juga, hanya menambah murka Allah kepada kita. Di hari pertama tahun baru ini, baiklah kita memfokuskan pikiran pada satu pengakuan: Tuhan sajalah yang telah menolong kita. Renungkanlah segala apa yang telah kita alami di tahun kemarin. Apakah mungkin kita dapat bertahan, jika kita hanya mengandalkan kekuatan kita? Tentu saja tidak mungkin. Di balik semua itu Tuhan telah bekerja menolong kita.

Sesungguhnya sikap kita tidak hanya sebatas mengakui pertolongan Tuhan. Kalau begitu kepercayaan kita akan menjadi terlalu sederhana dan begitu murahnya. Kita harus juga bersedia mengakui dosa-dosa kita kepada-Nya! Semua kita pernah melakukan dosa, entah kepada keluarga – istri, suami, anak, saudara – maupun kepada rekan-rekan kerja dan yang lainnya. Baiklah pada ayunan awal langkah kita di tahun ini, kita mengakui semuanya itu. Kemudian, tetapkan hati bahwa hanya Tuhan yang akan disembah pada hari-hari selanjutnya khususnya di sepanjang tahun 2018.

Andaikan Daud tidak merendahkan diri dan mengakui dosanya di hadapan Tuhan, ia akan terus tertindih oleh beban dosa tersebut dan menjadi manusia malang. Tapi karena ketulusannya di hadapan Tuhan, ia boleh memasuki lembaran baru dalam hidupnya dan mengalami kasih karunia Tuhan yang semakin besar.

Kita pun demikian, akan mengalami pembaruan Tuhan jika, berdasarkan ketulusan hati kita, mengakui segala pelanggaran kita. Tuhan akan menjamin kita. Jadi, jalanilah tahun yang baru ini dalam keyakinan dan ketulusan di hadapan Tuhan, maka Ia aka menjadi Penolong kita.

 

Selamat menjalani tahun 2018 sebagai tahun penuh pertolongan Tuhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here