Oleh: Pdt. Andreas Loanka
BGA dari Markus 6:14-29
Pernahkah Saudara melakukan suatu hal yang kemudian saudara sesali? Kadang-kadang hal itu dilakukan tanpa disadari. Tapi adakalanya hal tersebut dilakukan dengan sadar karena terpaksa, gengsi atau sudah terlanjur janji.
Herodes tidak senang dengan teguran Yohanes perihal hubungannya dengan Herodias, tetapi ia tetap segan kepadanya dan berusaha melindunginya karena ia tahu siapa Yohanes itu. Herodias tersebut adalah istri saudara tirinya, Filipus. Ia mengambil Herodias yang cantik itu ketika suaminya masih hidup dan mendorongnya melepaskan suaminya. Yohanes Pembabtis datang dan menegur keras hubungan itu, “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu!” Teguran itu membuat Herodias menaruh dendam terhadap Yohanes dan bermaksud membunuhnya. Tetapi maksud itu terhalang karena Herodes melindunginya. Herodes segan pada Yohanes Pembaptis karena ia tahu bahwa ia adalah orang benar dan suci. Ia juga suka mendengarkan pengajarannya. Itu sebabnya ia melindunginya, sehingga Herodias yang menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuhnya tidak dapat melaksanakan niatnya.
Namun kemudian Herodes harus melakukan apa yang tidak ingin ia lakukan karena perkataan yang sudah keluar dari mulutnya. Pada hari ulang tahunnya ia mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya, dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada saat itu Salome, anak Herodias, tampil lalu menari. Dengan tariannya ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Pada saat itulah tanpa berpikir panjang Herodes melontarkan kata-kata janji. Dengan bersumpah ia berkata kepada gadis itu, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!” Atas nasihat ibunya, Salome meminta kepala Yohanes Pembabtis di sebuah talam. Hal ini membuat hati raja Herodes sedih, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Ia menyesali perbuatannya itu, tetapi ia tidak berdaya menolaknya.
Herodes melakukan tindakan yang ia sesali karena telah mengeluarkan kata-kata janji tanpa pikir panjang. Boleh jadi, janji itu diberikan dalam keadaan mabuk. Alasan lain sehingga Herodes melakukan tindakan yang ia sesali, karena ia takut terhadap apa yang akan dikatakan orang lain. Ia melontarkan janjinya di hadapan pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan tamu-tamu terkemuka yang menghadiri pesta ulang tahunnya. Ia takut ditertawakan dan dicemoohkan orang kalau tidak memenuhi janjinya.
Marilah kita belajar dari kesalahan Herodes, sehingga tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang disesali di kemudian hari. Hendaklah kita selalu berpikir panjang dan jangan gampang mengeluarkan kata-kata janji kepada orang lain. Janganlah mabuk oleh anggur atau zat adiktif lainnya, karena selain merusak diri sendiri hal itu juga dapat membuat kita melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya. Kalau ada perbuatan yang salah, akuilah kesalahan itu di hadapan Tuhan dan berbaliklah ke jalan yang benar. Waspadalah, agar tidak sampai jatuh semakin jauh karena gengsi atau takut dicemoohkan oleh orang-orang lain yang kamu sebut “sahabat.”
Salam dan doa dari,
Pdt. Andreas Loanka
GKI Gading Serpong