Hanya Allah Sandaran Orang Percaya

0
623

Oleh: Pdt. Anna Vera Pangaribuan

 

 

 

Syalom untuk kita semua, kiranya kasih karunia dari Yesus Kristus menyertai kehidupan kita sekalian.

 

1 Samuel 2:2, Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita.

 

 

 

Beberapa referensi buku yang menuliskan tentang Yesus hadir ditengah-tengah orang yang menderita, miskin, dan susah. Salah satu buku yang membahas itu adalah buku tentang teologi Minjung, pada dasarnya teologi Minjung memberi pengertian terhadap rakyat Korea pada waktu itu khususnya rakyat yang terpinggirkan, miskin dan kurang perhatian dari pemerintah, tetapi melalui buku ini menjelaskan bahwa Yesus hadir ditengah-tengah mereka. Dalam teologi ini juga ditekankan kesetaraan dan kehidupan yang sederajat. Hal ini dicerminkan dari kutipan Injil Markus 2:1-22 “Ia menjauhkan diri-Nya, melainkan Ia makan dan minum bersama dengan orang berdosa dan para pemungut cukai. Tindakan Yesus yang berhubungan dan hidup bersama dengan orang yang tertindas dan miskin inilah yang dinilai sebagai inti Minjung. Teologi ini merupakan perwujudan perjuangan rakyat Korea untuk menentukan nasibnya. Khususnya mereka yang mengalami penindasan dan penderitaan untuk meraih keadilan sosial.

 

Melalui firman hari ini, Hana menyampaikan pujiannya kepada Allah. Allah yang sungguh adil dan baik kepada umatNya, secara khusus bagi yang lemah, rendah, yang terpinggirkan oleh dunia ini. Di dalam pujian Hana mengungkapkan siapa Allah yang dia kenal, yaitu: Allah yang maha Kudus, Allah yang menjadi tempat sandaran mereka yang lemah, Allah yang maha tahu dan Allah yang adil. Pengakuan ini sudah sampai pada titik puncak Hana yang mengakui bahwa tidak ada allah lain seperti Allah Israel. Hana dengan berani mengungkapkan pengakuannya kepada Allah karena dia telah menerima kuasa dan keadilan Allah melalui kelahiran Samuel. Dimana Penina yang merendahkan dan menghina Hana yang tidak memiliki anak, tetapi Allah menyatakan kuasaNya atas Hana. Allah menyatakan hal yang tak mungkin menjadi terjadi atas Hana. Keadilan inilah yang disaksikan oleh Hana melalui ucapan syukur dan puji-pujian kepada Allah.

 

Saudaraku kekasih, apa yang dialami oleh Hana mungkin diantara kita pernah mangalaminya. Secara umum, ada beberapa diantara kita yang tidak yakin seratus persen bahwa Allah mampu melakukan yang tidak mungkin menurut akal dan logika kita tetapi melalui kuasa Allah semuanya akan menjadi mungkin. Buktinya adalah Hana melahirkan seorang anak yang telah lama dinantikan.  Sama halnya dengan pergumulan di Korea yang menimbulkan teologi Minjung, juga menyentuh konteks kita di Indonesia ini apalagi kita yang di HKBP ini. Bagaimana keadilan itu terlihat digereja, lingkungan tempat tinggal dan masyarakat umum? Apakah kita masih melihat keadilan disana? Tentu Allah sudah mempunyai rencana untuk itu semua, tugas kita hanya memahami dan menyakini rencana Allah di dalam hidup kita. Mengucapkan syukur kepada Allah, tetap berharap kepada Allah, bersandar kepada-Nya serta memohon kepada Allah saja. Sebab Allah hadir ditengah-tengah kita, meskipun status kita mungkin saat ini dalam kategori menderita, miskin, susah dan sakit. Kita harus yakin akan pekerjaan Allah di dalam hidup kita dibanding dengan pekerjaan dunia ini. Amin

 

HAPPY DAY

 

Selamat beraktivitas untuk kita semua

Salam Marturia

Pdt. Anna Vera Pangaribuan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here