Oleh: Pdt. Andreas Loanka
Markus 12:35-37
Kristus (Mesias) adalah Anak Daud. Hal ini telah dinubuatkan dalam Alkitab Perjanjian Lama (Yes. 11:1-5; Yer:23:5-6; Yeh. 34:23-24). Itu sebabnya orang-orang Yahudi pada umumnya mengharapkan kedatangan Kristus sebagai seorang keturunan Daud. Alkitab Perjanjian Baru juga menyatakan dengan jelas, bahwa secara lahiriah Yesus Kristus adalah keturunan Daud. Silsilah Yesus dari Yusuf (Mat. 1:1-17) maupun dari Maria (Luk. 3:23-38), keduanya menunjukkan bahwa Ia adalah keturunan Daud.
Yesus sendiri tidak menolak ketika orang-orang lain memanggil-Nya sebagai Anak Daud (Mat. 9:27; 15:22; 20:30; 21:9; Mrk. 10:47). Kendatipun demikian, Yesus Kristus lebih dari sekedar Anak Daud. Dalam pimpinan Roh Kudus, raja Daud menyebut Dia “Tuanku” (Mzm. 110:1; Mrk. 12:36). Ia telah ada sebelum dilahirkan ke dunia (Yoh. 1:1-18).
Yesus sengaja hendak mengoreksi gelar “Anak Daud” yang disematkan pada diri-Nya (Mrk. 12:35-37). Ia berkata: “Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?” Para ahli-ahli Taurat bungkam karena tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu, tetapi orang banyak mendengarkan Dia dengan penuh minat.
Dengan mempertanyakan gelar “Anak Daud,” Yesus Kristus tidak menyepelekan gelar itu, melainkan Ia hendak menyadarkan umat Israel untuk meninggalkan pandangan bahwa Mesias yang akan datang untuk membebaskan mereka dari penjajahan Romawi semata. Karya-Nya bukan hanya menyelamatkan umat Israel secara politis, melainkan untuk menyelamatkan seluruh dunia untuk memperoleh hidup yang kekal. Ia datang untuk menyelamatkan umat manusia dari kebinasaaan akibat dosa dan memperdamaikan mereka dengan Allah untuk menjalani hidup baru yang memuliakan-Nya. Ia menghendaki mereka melihatnya bukan sekedar sebagai Anak Daud, melainkan sebagai Tuhan di dalam hati dan kehidupan mereka.
Kristus adalah Anak Daud bila dilihat dari sudut pandang diri-Nya yang berinkarnasi menjadi manusia dari keturunan Daud. Tetapi Kristus adalah Tuannya Daud jika dilihat dari sudut pandang keilahian dan kuasa-Nya yang kekal.
Salam dan doa dari
Pdt. Andreas Loanka
GKI Gading Serpong
