Tembok Api

0
413

 

 

Ayat Bacaan :

Mazmur 125; 1 Korintus 10:1

 

Mazmur 152:2

 

Sebuah kesaksian ditulis dan diceritakan seperti ini :

 

Pintu didobrak dengan keras saat tentara-tentara musuh memasuki rumah seorang pendeta muda. Mereka berencana membunuh mereka sekeluarga.

 

Keluarga kecil ini terpaku dan menunggu apa yang akan terjadi kemudian. Tentara-tentara itu diliputi dengan kebencian. “Tunggu sebentar,” kata pendeta itu, “biarkan kami berdoa sebentar sebelum kami mati.” Seluruh anggota keluarga itu berlutut di lantai dan bergandengan tangan dan memohon pertolongan dari Allah. Selesai berdoa, mereka berpikir para tentara akan segera menghujani tubuh mereka dengan peluru-peluru dari senapan mesin. Namun hal itu tidak terjadi. Perlahan-lahan keluarga itu bangkit berdiri dan melihat keajaiban, para tentara telah meninggalkan rumah tersebut.

 

Beberapa bulan kemudian, mereka baru mengetahui apa yang menyebabkan para tentara itu meninggalkan desa tersebut. Dalam sebuah persekutuan pendeta itu bersaksi, “Para tentara tiba-tiba saja pergi meninggalkan rumah dan desa saya.” Pendeta itu mengatakan bahwa sampai saat ini keluarganya dan para penduduk desa tidak mengetahui apa yang menyebabkan mereka meninggalkan desa tersebut.

 

“Mungkin saya dapat menjelaskannya kepada Anda,” sahut seseorang yang duduk di belakang. Ternyata dia adalah salah seorang tentara yang ikut mendobrak pintu rumah pendeta muda tadi.

“Seperti yang Anda ketahui, saya ada di sana saat kami memasuki rumah Anda. Saya adalah tentara yang mengarahkan senapan di kepala anak-anak Anda saat keluarga Anda semua berlutut dan berdoa. Kemudian tiba-tiba sebuah tembok api muncul dan mengelilingi semua keluarga Anda. Kami bahkan tidak dapat melihat Anda karena terhalang oleh kobaran-kobaran api itu. Api itu sangat panas dan kami segera menyadari bahwa rumah itu akan segera terbakar, jadi kami cepat-cepat melarikan diri.

 

Ketika telah berada di luar, kami melihat rumah Anda penuh dengan api – namun api itu tidak membakarnya dan kami segera melarikan diri dari desa itu juga.” Mantan tentara itu melanjutkan kesaksiaannya. “Beberapa waktu kemudian saya menyadari bahwa itu bukanlah api biasa seperti yang kami ketahui, tetapi itu adalah api yang dikirim oleh Allah. Jika dengan cara seperti itu cara Allah Anda menjawab doa-doa yang Anda naikkan, maka saya ingin mengenalNya juga. Saya sudah lelah bertempur dan membunuh orang. Itulah alasannya mengapa malam ini saya datang ke tampat ini.”

 

Renungan :

Betapa hebatnya perlindungan Allah kepada kita. Dia akan selalu bersama umatNya. Kalau kita merasa takut saat ini, pikirkanlah lagi bahwa Tuhan berada di sekeliling kita.

 

Perlindungan disediakan bagi mereka yang memintanya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here