Pentingkan Perkara Yang Di Atas

0
544

 

Yesaya 22:1-14; Kolose 3:1, 2

“Tetapi lihat, di tengah-tengah mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu dan menyembelih domba, makan daging dan minum anggur, sambil berseru: “Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati”

(Yesaya 22:13).

Penduduk Yerusalem sedang menghadapi bangsa Asyur, musuh yang tidak mungkin mereka halau. Mereka telah meninggalkan Tuhan dan Tuhan tidak berada di pihak mereka. Tetapi Tuhan menyuruh mereka untuk bertobat. Lihat ayat sebelumnya, “Pada waktu itu Tuhan TUHAN semesta alam menyuruh orang menangis dan meratap dengan menggundul kepala dan melilitkan kain kabung” (ayat 12). Ini adalah seruan pertobatan nasional, tetapi apa yang terjadi dengan orang-orang di sana? Di tengah-tengah mereka ternyata ada kegilaan pesta. Mereka berpesta pora dengan makan dan minum sampai mabuk. Sebab mereka berpikir toh mereka tidak mungkin meloloskan diri dari serbuan musuh, jadi menurut mereka sebaiknya berpesta pora sampai ajal menjemput.

Bukankah dunia juga mempunyai falsafah begini: mumpung masih hidup, besenang-senanglah dan berpesta-poralah sampai kematian menjemput. Betapa bodohnya falsafah seperti ini. Apakah mereka tidak tahu bahwa kelak ada pengadilan bagi mereka? Apakah mereka tidak sadar bahwa hukuman sedang menantikan mereka? Alkitab berkata, “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Ibrani 9:27).

Dunia semakin lama semakin dipenuhi dengan orang-orang yang hanya memikirkan perkara-perkara materi. Mereka tidak lagi mau tahu dengan hal-hal rohani. Mereka menganggap bahwa agama itu hanyalah penghalang mereka untuk hidup senang di dalam daging. Jadi mereka tidak mempedulikan agama lagi. Jadi pikiran mereka hanya dipenuhi dengan kesenangan dan kepuasan daging belaka.

Tetapi manusia rohani yang mengerti perkara-perkara rohani tidak akan diam dalam kepuasan daging. Mereka mengarahkan hidup mereka pada perkara-perkara di atas, sebab perkara di atas itu kekal.

Bagaimana dengan saudara ? Falsafah hidup apa yang saudara miliki. Kalau kita hanya memikirkan uang dan materi saja, maka suatu saat kita akan terkejut ketika semuanya itu tidak dapat menyelamatkan kita. Kita akan menyadari bahwa hanya Yesus sumber kepuasan kita.

Renungan :
Jangan terpancing kepada materi saja. Kita adalah manusia rohani yang seharusnya paham bahwa perkara rohani itu lebih penting. Jadi arahkanlah hati dan pikiran kita kepada perkara-perkara (Kolose 3:1, 2).

Kesenangan duniawi membawa manusia pada bencana.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here