FRICTO ANALYSIS Sebagai Kerangka Pengambilan Keputusan untuk Struktur Modal  (Capital Structure) dan Pendanaan (Financing)          

0
878

 

 

0leh: P. Adriyanto

 

 

 

 

Dua tahun yang lalu, saya sudah memviralkan materi yang sama walaupun dengan topik yang sedikit berbeda. Atas permintaan dari seorang dosen, saya akan sajikan kembali tentu dengan content yang saya perbarui, di samping materi terdahulu sudah saya lupakan (tidak saya file).

FRICTO ANALYSIS ini saya peroleh 33 tahun yang lalu pada saat saya mengikuti program master di AIM. Walaupun sudah kuno tapi belum obsolete karena sampai saat ini masih banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar di Amerika dan Eropa.

 

FRICTO adalah singkatan dari *FLEXIBILITY*

*RISK*

*INCOME*

*CONTROL*

*TIMING*

*_OTHER_*

“FLEXIBILITY”

Pengaruh dari berbagai alternatif pilihan pendanaan yang didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk mencari dana (fund raising) di masa depan. Perusahaan yang memiliki fleksibilitas akan selalu memiliki akses terhadap sumber-sumber pendanaan. Beberapa sumber dana yang terbuka adalah: kredit bank (kredit modal kerja, kredit rekening koran, kredit investasi), placement, penerbitan obligasi biasa atau converted Bond (0bligasi yang dapat ditukar dengan saham pada tanggal jatuh tempo, IPO (Initial Public Offering), reksa dana, dll.

Pemilihan harus didasarkan terutama pada besarnya cost of fund. Cost of fund yang paling rendah adalah IPO.

 

*RISK*

Dampak dari berbagai alternatif pilihan adalah timbulnya risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan dan para kreditur akan bertambah.

Oleh sebab itu,  kreditur akan meminta jaminan/collateral berupa asset perusahaan dan personal guarantee dari pemilik perusahaan.

Perusahaan harus benar-benar memperhitungkan kemampuannya untuk membayar bunga dan pokok pinjaman (debt to equity ratio, debt covered ratio), cash flow, dan lain-lain

 

*_NCOME*

Income adalah merupakan hasil dari pemilihan alternatif pendanaan yang harus diperhitungkan.

Perusahaan yang EBIT (Eaning Before Interest and Tax/laba sebelum bunga dan pajak) yang berada di atas Financing indifferent point akan dapat meningkatkan earnings per share (EPS) bila perusahaan menambah hutang.

 

*CONTROL*

Dampak dari pemilihan alternatif terhadap besarnya kontrol atas perusahaan yang dimiliki oleh setiap pemegang saham. Penambahan saham/IPO akan mengurangi/delute kontrol mereka.

Bila alternatif IPO yang dipilih, maka perusahaan akan menjadi perusahaan publik (Tbk).

 

*TIMING*

Perusahaan harus jeli melihat kondisi lingkungan bisnis baik internal maupun eksternal dari waktu ke waktu sebelum memutuskan untuk memilih alternatif pendanaan. Kondisi internal yang harus diperhatikan antara lain adalah produktivitas karyawan dan kompetensi manajemen kondisi bottom line, dll.

Kondisi eksternal meliputi antara lain kondisi perekonomian baik nasional, regional maupun global, kondisi pasar/industri dan kondisi pasar modal, pergerakan bunga bank, dan lain-lain yang akan mempengaruhi debt-equity mix choices.

 

*OTHER*

Perusahaan juga harus memperhatikan dampak dari pemilihan alternatif pendanaan terhadap hal-hal lain atau sebaliknya. Sebagai contoh,  pengurangan potensial dari biaya dan risiko dari debt financing terhadap collateral.

 

Kebijakan dividen juga dapat dianalisis berdasarkan FRICTO ANALYSIS:

* Apakah pembayaran dividen yang lebih tinggi akan mengurangi pertumbuhan income.

 

* Apakah diperlukan tambahan hutang?

 

* Apakah diperlukan tambahan equity?

 

* Apakah dengan pemberian dividen yang lebih besar akan  menyebabkan meningkatnya harga saham?

 

Ada teori-teori modern tentang struktur modal yang dapat diklasifikasikan dalam dua kategori:

 

¹ *Static Trade-off Midels* yang menyarankan perpaduan hutang dan kekayaan bersih (debt equity mix) yang optimal, yang ditetapkan oleh trade off antara benefit (manfaat) dan cost dari hutang.

 

² *Pecking Order Hypothesis* yang menyarankan hirarki dalam pencarian dana (fund raising) di mana perusahaan lebih menyukai internal financing daripada external financing.

 

FRICTO ANALYSIS menerapkan evaluasi trade off (sesuai static trade-off models), tapi juga konsisten dengan Pecking Order Hypothesis di mana apabila perusahaan melakukan pendanaan eksternal, maka alternatif yang menghasilkan EPS dan ROE yang tertinggi yang dipilih, terkecuali apabila pertimbangan risiko, fleksibilitas pendanaan atau faktor-faktor lain menunjukkan dampak negatif.

 

*Semoga bermanfaat*

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here