Kisah Penyaliban Yesus yang Dramatis

0
686

 

 

Oleh: Christian T

 

 

*Renungan BGA (Baca Gali Alkitab )

*Bacaan Alkitab : Markus 15:20b-32*

 

 

Ada empat hal yang menjadi perenungan BGA kita kali ini dalam drama penyaliban Yesus yang sudah dimulai dari sejak di ruang persidangan Mahkamah Agama, ruang persidangan di istana Pilatus, dan sekarang dalam perjalanan menuju Bukit Golgota, yang artinya Bukit Tengkorak (20b,22) :

 

1. Pemaksaan kepada Simon dari Kirene untuk memikul palang salib Yesus (21).

Palang salib, bukan Salib Yesus, karena tidak ada seorangpun atau mahkluk apapun di langit di atas , di bumi di bawah, dan di dalam bawah bumi yang sanggup memikul Salib Kristus selain Kristus sendiri. Yesus sudah terlalu lemah untuk mengangkat palang salib. Oleh sebab para serdadu memaksa Simon dari Kirene untuk membantunya mengangkat dan membawanya ke atas Bukit Golgota.

 

Kadangkala kita pun dipaksa oleh TUHAN, oleh saudara-sudara seiman  dalam komunitas kita dimana saja dan kapan saja untuk melayani Nya, memberitakan firman atau Injil, dan mengalami penderitaan bagi Kristus dalam mempertahankan dan memperjuangkan kebenaran. Dan tidak jarang pula kita dipaksa mengalami tekanan demi tekanan baik  oleh orang yang kita kenal maupun tidak kita kenal, bahkan oleh orang yang terdekat sekalipun, oleh keadaan lingkungan sekitar baik di dalam keluarga, tetangga, masyarakat tempat kita bekerja atau berusaha, dan masyarakat pada umumnya, baik juga oleh keadaan ekonomi,  sosial dan politik yang kesemuanya itu mau tak mau dan suka tak suka membuat kita harus hidup lebih dan lebih lagi bekerja keras tanpa lelah. Itulah yang dialami oleh Simon dari Kirene.

 

Ingatlah selalu pernyataan Yesus sebelumnya tentang syarat menjadi pengikut Nya, yaitu menyangkal diri, memikul salib ( salib atau penderitaan diri masing-masing ), dan ikut ( menjadi murid ) Yesus ( Mrk 8:34 ).

 

Namun ada kebaikan dibalik semua  peristiwa itu. Benar sekali apa yang diucapkan oleh Rasul Paulus bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan (Rom 8:28). Ini terbukti dalam surat penutup dari Paulus kepada jemaat di Roma yang memberikan salam kepada Rufus sebagai orang pilihan Tuhan dan juga kepada ibunya.  ( Rom 16:13 ).

 

Demikianlah dalam keadaan terpaksa, memaksa dan dipaksa kita harus memikul salib atau menderita, namun dibalik semua itu ada kebaikan dan atau pemuliaan.

 

2. Yesus menolak minum anggur bercampur mur (23).

Dalam perjalanan mereka memberikan anggur ( anios, Yun yang berarti anggur biasa ) bercampur mur ( smurna ) yang biasa terdapat di Arab, Abyssinia, dan India, sebagai pengharum. Namun Yesus menolak untuk meminumnya, karena DIA mau secara totalitas merasakan penderitaan. ( Karena anggur bercampur mur ini bisa mengurangi rasa sakit karena mengandung narkotika atau bius ). Hal ini sesuai penggenapan Kitab Mazmur 19:22a : Bahkan mereka memberi Aku makan racun.

 

Ingatlah selalu akan penderitaan Yesus yang maha hebat ini yang menanggung perbantahan dari pihak orang-orang berdosa tatkala kita menghadapi berbagai macam penderitaan, kesulitan, dan tantangan serta pencobaan,  dan teladanilah Kristus agar kita tidak menjadi lemah dan putus asa ( Ibr 12:3-4, 1 Pet 2:21-22 ).

 

3.Peyaliban Yesus merupakan penggenapan Kitab Suci.

Hari jam 9 pagi ketika mereka menyalibkan Yesus dengan alasan yang tertulis pada palang salib : Raja orang Israel sebagai ejekan. Yesus disalibkan tanpa kesalahan sedikitpun.

 

Yesus disalibkan diantar dua penjahat yang juga disalibkan, dan sebelumnya mereka membagikan pakain-Nya dengan membuang undi. Semua ini terjadi sesuai penggenapan dari Kitab Suci ( 24-28, Maz 22:19, Yes 53:12 ).

 

Jadi penderitaan Yesus yang amat dahsyat ini sampai mati di atas kayu salib adalah dalam rangka penggenapan apa yang sudah tertulis dalam Kitab Suci guna penebusan manusia dari dosa. Itulah bukti ketaatan Yesus kepada Allah Bapa dalam doanya di Taman Getsemani untuk menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Bapa meminum cawan ini ( Mrk 14:42-42 ).

 

Demikianlah apa yang terjadi di dalam dunia ini termasuk kita adalah sesuai dengan penggenapan apa yang tertulis. Puji syukur kepada TUHAN bahwa kita hidup di akhir zaman yang sedang menyaksikan dan bahkan mengalami penggenapan terakhir dari nubuatan Kitab Suci setelah penggenapan yang pertama saat kedatangan-Nya yang pertama untuk mati, bangkit, naik ke sorga, yakni kedatangan-Nya yang kedua kali beserta tanda-tandanya dan peristiwa -peristiwa yang terjadi mengiringi-Nya ( Mat 24, Yoh 14:1-3 ).

 

4. Yesus tabah dan sabar menanggung hujatan, ejekan, dan tantangan dari orang banyak, para imam dan ahli Taurat dan juga dari para penjahat yang disalib bersama dengan-Nya. Mereka berteriak agar Yesus turun dari salib dan mengatakan orang lain Ia selamatkan, tetapi tidak dengan diri-Nya sendiri. (29-32).

 

Dapat dibayangkan jikalau saat itu Yesus tidak dapat mengendalikan diri-Nya, dia langsung marah dan mengamuk dengan melakukan tindakan sesuai dengan kuasa yang dimiliki-Nya sebagai hakekat Allah yang melekat pada diri-Nya. Tentu akibatnya adalah anda dan saya masih hidup dalam dosa dan dalam maut atau kebinasaan.

 

Ingatlah perkataan Yesus di Taman Getsemani kepada Simon Petrus yang telah menghunuskan pedangnya memutuskan telinga seorang prajurit. Yesus berkata bahwa apakah sangakanya Yesus tidak dapat meminta kepada Allah agar dikirimkan duabelas  pasukan malaikat untuk menolong-Nya ( Mat 26:53 ).

 

Jadi marilah kita meneladani Yesus untuk dapat mengendalikan diri ketika mengahadapi tantangan dan cobaan dari pihak manapun dan darimanapun datangnya, serta kita mentaati apa yang dikehendaki-Nya sesuai dengan petunjuk-Nya dalam doa dan perenungan firman-Nya.

 

Kiranya Tuhan Yesus menolong dan memberkati kita sekalian.

 

Salam dan doa

Christian T.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here