Oleh: Pdt Martunas P. Manullang
Selamat pagi dan salam damai sejahtera bagi kita semua.
Inilah seruan nas renungan hari ini, sebagaimana tertulis dalam Mazmur 66:1:”Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi”.
Seluruh bumi, menunjuk pada seluruh bangsa, seluruh umat manusia. Mengapa? Karena Allah, sebagai Pencipta langit dan bumi, sebagai Hakim, sebagai Raja seluruh bumi, telah melakukan perkara-perkara besar, dahsyat, ajaib, untuk menyelamatkan umat-Nya. Memberkati bumi dan tanah dengan hasil yang melimpah, tanah (hutan), sawah, ladang, gungng, lembah, ikan-ikan di air (sungai dan lautan), hujan yang diturunkan pada waktunya. Menyatakan keadilan di bumi dengan pemerintahan yang menegakkan hukum yang berkeadilan, dan berbagai hal penata-kelolaan pemerintahan yang menciptakan peningkatan kesejahteraan, kenyamanan dan keamanan masyarakat dalam satu bangsa atau negara.
Umat-Nya yang bebas menyampaikan pujian, syukur, sembah dan hormat, dalam suatu peribadahan yang murni, karena telah merasakan kasih-rahmat-anugerah-keampunan dosa-keselamatan, dan banyak hal lainnya ( bnd. Mzm 65:1-14).
Seluruh bumi, ciptaan Allah dan seluruh isinya, bersorak-sorai, bernyanyi-nyanyi, memuji dan memuliakan Allah.
Bagi kita pun, orang percaya di zaman ini, yang sudah merasakan anugerah pertolongan Tuhan dan kasih setia-Nya di masa lalu hingga hari ini, terutama karya besar Allah melalui Kebangkitan Yesus Kristus dan kemenangan-Nya atas kuasa dosa, maut dan Iblis; yang telah menganugerahkan kepada kita (setiap orang percaya, siapa pun): keampunan dosa, kebangkitan daging, keselamatan atau hidup yang kekal.
Tidak bisa tidak, semuanya ini mestinya membuat kita dengan sendirinya merespon ajakan dari ayat renungan hari ini : BERSORAK-SORAILAH BAGI ALLAH, HAI SELURUH BUMI. YA, BERSORAK-SORAI BAGI ALLAH.
Dan tentunya hal ini bukan hanya dilakukan pada hari ini, tetapi terlebih, setiap hari, setiap waktu. Agar gema atau gaung sukacita itu meresap dalam seantero kehidupan kita, sebagai orang percaya, yang mensyukuri anugerahnya yang berkelimpahan dan selalu baru setiap hari ( bnd. Rat. 3:22-23).
Jadi, setiap kita mengingat dan menghitung berkat Tuhan, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur, bersukacita, bersorak-sorai dan memuji Dia, Allah kita. “Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau ‘kan kagum oleh kasih-Nya. Berkat Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasih-Nya.”(bnd.KJ.439).
Marilah kita mulai melakukannya dan komit melanjutkannya, sehingga pujian dan syukur kepada Allah menjadi bagian persembahan dan irama hidup ibadah kita setiap hari.
Selamat beraktivitas di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Pdt Martunas P. Manullang