Merespons COVID-19, Mastercard Berkomitmen Menghubungkan 1 Miliar Orang dengan Ekonomi Digital pada Tahun 2025

0
342

Merespons COVID-19, Mastercard Berkomitmen Menghubungkan 1 Miliar Orang dengan Ekonomi Digital pada Tahun 2025

 

· Memperluas upaya sebelumnya dimana lebih dari 500 juta orang telah mendapat akses terhadap sistem keuangan dalam lima tahun terakhir

· Termasuk 50 juta usaha kecil dan 25 juta pengusaha perempuan

· Memaksimalkan teknologi dan kemitraan untuk memberikan bantuan, wawasan, dan akses ke bisnis serta komunitas

· Memadukan dukungan kesejahteraan ekonomi dan kesehatan.

 

Jakarta, Protestantpost.com

 

Di masa krisis seperti sekarang, Mastercard memperluas komitmennya di seluruh dunia untuk inklusi keuangan melalui upaya menjadikan satu miliar orang dan 50 juta usaha mikro dan kecil bagian dari ekonomi digital pada tahun 2025. Sebagai bagian dari upaya ini, Mastercard akan berfokus pada penyediaan solusi yang dapat membantu 25 juta pengusaha perempuan mengembangkan bisnis mereka.

Dampak dari COVID-19 telah membuat upaya untuk mendukung pertumbuhan inklusi di Asia Pasifik, yang merupakan rumah bagi 60 persen dari populasi dunia dan merupakan kawasan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat semakin penting[1]. Di bulan April, Bank Dunia menyatakan bahwa kurang lebih 24 juta orang akan terbebas dari kemiskinan di wilayah Asia Pasifik Timur pada tahun ini jika tidak ada pandemi[2].

“Jika kita ingin pulih dalam jangka panjang dan berkelanjutan, kita harus memastikan semua orang terlibat. Memberikan orang-orang akses ke ekonomi digital adalah bagian penting dari hal tersebut,” kata Ajay Banga, Chief Executive Officer, Mastercard. “Ini lebih dari sekedar filantropi. Ini adalah sebuah kesempatan untuk mengembangkan dampak sosial yang berkelanjutan secara komersial dan dapat diukur dengan pemerintah dan sektor swasta sebagai mitra, dan dilakukan dengan cara yang dapat membantu masyarakat luas berkembang.”

Komitmen baru ini merupakan perpanjangan dari komitmen Mastercard di 2015[3], yaitu membawa 500 juta orang ke dalam sistem keuangan – dan dibangun atas upaya perusahaan untuk mengatasi masalah kesehatan dan tantangan ekonomi terkait pandemi yang dihadapi orang-orang di seluruh dunia.

“Krisis COVID-19 telah menunjukkan kekuatan ekonomi digital untuk menopang masyarakat dan perdagangan selama masa-masa sulit. Hal tersebut juga menunjukkan kerugian ekstrem yang dihadapi oleh usaha kecil dan orang-orang yang tidak dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital. Untuk individu, mendapatkan akses ke ekonomi digital berarti dapat menggunakan produk dan layanan keuangan yang terjangkau untuk memenuhi kebutuhan mereka – transaksi, pembayaran, tabungan, kredit, dan asuransi,” kata Ling Hai, Co-President, Asia Pacific, Mastercard.

“Untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM), akses ke ekonomi digital memungkinkan mereka untuk mengelola pengeluaran dan faktur, mengotomatisasi dan mengamankan proses, serta memungkinkan waktu dan sumber daya yang berharga untuk fokus pada aspek lain dalam menjalankan bisnis mereka. UKM adalah fondasi dari ekonomi Asia Pasifik, menciptakan lebih dari 96% dari semua bisnis dan menyediakan dua pertiga dari pekerjaan di sektor swasta[4], sehingga membawa mereka ke dalam ekonomi digital adalah sebuah dampak yang besar bagi masyarakat. Kebutuhan untuk segera melakukannya tidak pernah sebesar ini.”

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Mastercard telah mencapai tujuan awalnya termasuk membuat 500 juta menjadi orang bagian dari ekonomi digital melalui lebih dari 350 program inovatif di 80 negara.

Di India dan Indonesia, Mastercard sudah memperkenalkan Platfrom Kredit Mikro yang membuka akses kredit bagi pemilik toko yang sebelumnya tidak memiliki akses ke sistem keuangan. Hal ini guna memberdayakan pemilik usaha kecil dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menggunakan kredit secara produktif, Mastercard bermitra dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk memberikan pelatihan literasi keuangan dan digital. Di Indonesia, program ini telah mulai berkembang dengan tujuan mencapai 10.000 toko di lingkungan sekitar pada pertengahan 2020.

Di Bangladesh dan Kamboja, Mastercard bermitra dengan industri pakaian untuk mendigitalkan rantai pasokan dengan memperkenalkan kombinasi penggajian digital dan alat pendidikan. Digital Wages Toolkit telah diuji di Bangladesh dengan lebih dari 10.000 pekerja garmen perempuan dan telah diadaptasi dan diterjemahkan untuk digunakan di Kamboja.

Di Indonesia, Mastercard meluncurkan program keterampilan unggulan pertamanya – Mastercard Academy 2.0 – yang dirancang untuk melibatkan dan memberikan pengetahuan digital yang penting kepada berbagai segmen populasi. Pada tahun 2022, program ini akan membekali 100.000 anak sekolah, orang dewasa muda, pengusaha dan professional menengah dengan keterampilan digital yang mereka butuhkan untuk berkembang dan berpartisipasi aktif dalam perjalanan transformasi digital Indonesia.

Di Vietnam, Mastercard bekerja sama dengan CARE International untuk membantu bank dan fintech dalam menciptakan berbagai layanan dan produk keuangan guna memberikan akses ke sistem keuangan bagi para perempuan, serta mempercepat pertumbuhan bisnis di kalangan pengusaha perempuan. Target dari inisiatif ini adalah untuk menjangkau lebih dari satu juta perempuan di Vietnam.

Mencapai target satu miliar untuk inklusi keuangan akan membutuhkan berbagai upaya, termasuk upaya berkelanjutan terkait solusi pembayaran pemerintah, digitalisasi upah pekerja sektor swasta, kemitraan dengan operator jaringan selular, solusi untuk pekerja pertunjukan, upaya pengembangan dengan fintech, platform dan dompet digital/aplikasi dan solusi untuk menjawab kebutuhan mereka yang rentan secara finansial.

Komitmen baru ini dibangun berdasarkan berbagai upaya Mastercard untuk mendukung pemulihan inklusif dengan memanfaatkan teknologi, kemampuan, dan jangkauan perusahaan:

· Di minggu-minggu awal krisis kesehatan global ini, Mastercard, Yayasan Bill & Melinda Gates, dan Wellcome Trust memberikan hingga $125 juta untuk mengembangkan COVID-19 Therapeutics Accelerator. Upaya untuk menemukan pengobatan ini telah memicu pihak lain untuk bergabung, termasuk Inisiatif Chan-Zuckerberg, pemerintah Inggris, Novartis dan Madonna. Bersama-sama kami berupaya untuk mempercepat respons terhadap COVID-19 dengan menemukan, mengembangkan, dan meningkatkan perawatan untuk penyebaran secara global.

· Mastercard telah berkomitmen sebesar $250 juta untuk dukungan dalam bentuk finansial, teknologi, produk dan layanan dalam lima tahun ke depan untuk bisnis kecil di Amerika Serikat, India, dan pasar lain guna memperkuat vitalitas bisnis dan keamanan finansial para pekerja mereka.

· Di kawasan Asia Pasifik, hingga saat ini Mastercard telah menyediakan berbagai alat dan sumber daya untuk memperluas bisnis untuk lebih dari 2,2 juta perempuan.

· Mastercard telah memberikan pelatihan literasi keuangan kepada hampir 200.000 perempuan melalui berbagai program di Bangladesh, Tiongkok, India, Indonesia, Nepal, Filipina, Singapura, dan Vietnam.

· Di India, Mastercard bermitra dengan Yayasan Mann Deshi, sebuah LSM lokal, untuk mendirikan Kamar Dagang pertama yang didedikasikan untuk pengusaha perempuan pedesaan, memungkinkan 10.000 usaha mikro dan kecil untuk berkembang dengan melengkapi pemiliknya dengan layanan keuangan, mentoring, pelatihan, dan peluang pasar baru.

· Mastercard Farmers Network adalah platform digital yang memungkinkan petani di India dan Afrika Timur untuk membeli, menjual, dan menerima pembayaran untuk produk-produk pertanian melalui ponsel mereka – tanpa harus berjalan berjam-jam ke pasar. Solusi ini memiliki manfaat khusus bagi petani perempuan yang juga memiliki tugas rumah tangga, sehingga memungkinkan mereka untuk menjual produk mereka dan menerima pembayaran melalui lingkungan digital yang aman dengan transparansi harga yang lebih baik, serta lebih banyak akses langsung ke pembeli. Hal ini memberi petani jejak keuangan yang sah dan membuka akses ke pinjaman dan layanan keuangan lainnya.

· Mastercard akan segera meluncurkan program di India untuk mendorong keberhasilan wirausaha, meningkatkan akses ke pasar bagi para petani dan membuka potensi ekonomi bagi perempuan.

Catatan untuk editor:

Mastercard telah bekerja sama dengan berbagai mitra untuk mencapai 500 juta orang yang telah menjadi bagian dari ekonomi digital. Berikut beberapa pernyataan dari mereka:

Klaus Schwab, Founder and Executive Chairman, World Economic Forum

“Untuk mencapai inklusi keuangan yang lebih besar bagi individu dan bisnis kecil ke dalam ekonomi digital diperlukan kolaborasi dan kemitraan lintas sektor dan geografi. Ketika perusahaan seperti Mastercard memperluas komitmen inklusi keuangan mereka, masyarakat harus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang dari semua orang di pasar global.”

Vipin Sharma, CEO, Layanan Pengembangan Akses India

“Usaha mikro dan kecil adalah dasar dari pekerjaan dan kemakmuran di India. Membantu memodernisasi mereka akan sangat penting bagi keberhasilan India yang berkelanjutan dan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Langkah penting pertama adalah memberdayakan para pengusaha ini dengan literasi digital dan keuangan serta akses ke layanan keuangan yang disesuaikan yang memenuhi kebutuhan unik mereka. Mengingat bahwa tugasnya sangat besar dan penting, hanya dengan bekerja dalam kemitraan – lintas pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta – kita akan berhasil. ”

Ade Soekadis, Executive Director, Mercy Corps Indonesia

“Hari ini – dengan tantangan yang kita alami karena COVID-19 – kebutuhan bisnis untuk masuk dalam sistem keuangan bahkan lebih penting. Tanpa akses ke tabungan, kredit, dan asuransi, usaha kecil lebih rentan terhadap fluktuasi ekonomi. Pasar e-commerce Indonesia yang dinamis dan berkembang menekankan pentingnya untuk melibatkan pengusaha mikro dan kecil secara finansial, karena hal ini seringkali menjadi batu loncatan untuk memungkinkan bisnis mendapatkan manfaat penuh dari ekonomi digital.”

Chetna Sinha, Founder and Chairperson, Bank Mann Deshi dan Yayasan Mann Deshi

“Pengusaha perempuan adalah aset yang luar biasa. Mereka memimpin bisnis serta menciptakan pekerjaan di komunitas. Mereka merawat keluarga mereka, mendidik anak-anak dan merawat orang tua. Kita tahu bahwa akses ke layanan keuangan dan pengakuan mengarah pada pertumbuhan bisnis, penciptaan lapangan kerja, dan komunitas yang lebih tangguh. Dengan melibatkan pengusaha perempuan secara finansial, kita selangkah lebih dekat untuk mencapai kesejahteraan bersama.”

(Hotben)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here