Tetap Berpengharapan & Berkarya di dalam Tuhan

0
381

 

Renungan Minggu pagi.

Ketika belum genap berusia empat tahun, Itzhak Perlman terserang polio, sehingga ia tidak bisa menggunakan kakinya. Tetapi ia lalu mengimbangi kehilangan ini dengan belajar biola. Bertahun-tahun kemudian, ia menghibur banyak orang dengan musik yang ia mainkan. Ia memang kehilangan fungsi kakinya, tetapi permainan musiknya telah memberinya “sayap” sehingga bukan saja hanya dapat berjalan bahkan berlari tetapi supaya dia dapat terbang tinggi dan berkarya.

Beberapa pelayan Allah pun telah menunjukkan pengalaman hidup yang sama. Mereka telah kehilangan kemampuan tertentu, tetapi kemudian tergugah untuk mengembangkan kemampuan pelayanan yang lain. Misalnya, ketika William Booth, pendiri Bala Keselamatan, menyadari bahwa ia akan buta, ia tidak putus asa.

Dengan berpandangan positif, ia berkata kepada teman-temannya bahwa ia telah melayani Kristus ketika ia masih bisa dapat mempergunakan daya penglihatannya, dan ia akan tetap melayani Dia sekuat tenaga meskipun mengalami kebutaan.

TUHAN DAPAT BERKARYA BAHKAN DI DALAM KEKURANGAN KITA SEKALIPUN. KITALAH YANG MENENTUKAN MENANGISI KEKURANGAN KITA ATAU KITA IZINKAN TUHAN BERKARYA DALAM HIDUP KITA SEBAGAIMANA KITA ADA. APAPUN KEADAAN KITA JADILAH SALURAN BERKAT. JADIKAN HIDUP KITA MOTIVASI KEPADA ORANG DISEKELILING KITA.

I Petrus 2:9,10: Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Selamat Minggu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here